Rabu, 17 Maret 2010

SATU JAM BERSAMA SYEIKH ABDULLAH BASYFAR

Boleh jadi ini sebagai laporan atas kunjungan seorang imam dari Jeddah ke
masjid Kobe, Jepang pada hari Ahad tanggal 28 Mei 2000.

Beliau adalah as-syeikh Abdullah Basyfar. Kedudukannya sebagai seorang imam
di Kota Jeddah, dan pengajar di Universitas Ummul Qurro, barangkali cukup
untuk melukiskan ke'alimannya. Beliau juga dikaruniai Allah suara bagus yang
dipakainya untuk menghiasi bacaan qur'an dan mengajar tilawah. Boleh jadi
selain saya ada diantara kita yang punya kaset rekaman tilawah beliau.

Selepas jama'ah sholat dluhur as-syeikh duduk di depan jama'ah untuk satu
nasehah. Saya dengar ceramahnya dalam bahasa Arab tentang keutamaan sholat,
keutamaan khusuk dalam sholat, serta keutamaan dzikkir dan majlis dzikkir.
Hujjahnya berdasarkan dalil qur'an, hadits dan atsar salafushsholeh.
Disamping kenikmatan duduk di majlis ta'lim saya merasakan kenikmatan
melihat beliau seolah melihat seorang shahabat nabi. Sayang tidak ada ruh
dalam terjemah bahasa Inggrisnya.

Selepas acara ceramah, alhamdulillah, saya dikaruniai kesempatan ikut
menemani makan, di restoran India yang menyediakan menu halal. Sengaja saya
duduk didepan beliau buat kuamati cara makan, cara bicara, juga cara
diamnya. Saya berharap disana ada hikmah. Alhamdulillah, Allah memberi apa
yang kupinta. Saya lihat ucapannya penuh hikmah, qur'an dan hadits keluar
dengan mudah. Pada saat yang sama kuamati reaksi dari yang duduk disebelah,
dimana ada yang ahlus sunnah ada pula yang suka bid'ah. InsyaAllah, saya
bisa belajar dari setiap aksi dan reaksi. Saya ingat perkataan sahabat
"Beruntunglah orang yang bisa mengambil peljarana dari orang lain". Benar
pula memang firman Allah dalam surat Az-Zumar yang artinya, "Apakah sama
orang yang tahu dan orang yang tidak tahu?". Kenikmatan menu india telah
hilang dari ingatan, tapi kenikmatan duduk bersama seorang ulama ahlus
sunnah masih membekas di hati.

Kemudian, alhamdulillah, Allah karuniai kami kesempatan ikut pergi ziarah ke
kuburan muslim, untuk yang kesekian kalinya, di daerah Futaba, gunung Rokko.
Adalah karunia Allah buat orang asing di Kobe, dimana setahu saya hanya kota
inilah diseluruh Jepang yang menyediakan kuburan buat orang asing yakni
untuk yang beragama Islam, Kristen dan Yahudi. Kalaupun ada yang lain maka
ia di Yamanasiken yang berafiliasi ke asosiasi muslim Jepang, itupun harus
beli. Pengantar kami adalah seorang tokoh jama'ah Tabligh yang juga
sekretaris masjid Kobe. Disepanjang jalan kudengar as-syeikh berbincang
dengan pengantar tersebut dalam bahasa Arab. Saya tidak bisa menangkap
kecuali bila mereka menyebut ayat qur'an atau hadits. Namun dapat kupastikan
mereka banyak mendiskusikan tentang makna LAA ILAAHA ILLA ALLAH dan
tokoh-tokoh yang telah menegakkannya. Tak kulihat amalah khusus as-syeik di
kuburan kecuali bacaan do'a yang telah banyak tersebut dalam hadits.

Satu jam berlalu bersama as-syeik Abdullah Basyfar, kami pun kembali ke
masjid Kobe buat sholat asyar. Kemudian as-syeik kembali ke Tokyo untuk
hadir di suatu muktamar, di Arabic Islamic Institute, yang mana banyak tokoh
politik dan agama yang hadir, sayang saudara kita di Tokyo rupanya tidak
ikut mendaftar.

Satu jam berlalu bersama as-syeik Abdullah Basyfar mengingatkan pernyataan
Imam Syafi'i sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jauzi dalam talbis Iblis
bahwa bila beliau (Imam Syafi'i ) bertemu ahlul hadits merasa seolah bertemu
seorang sahabat nabi.

Ya Allah pertemukanlah kami dengan syeik Abdullah Basyfar di surga yang
telah Kau janjikan.

3 komentar:

  1. asslamualaikum wahai sohabatku isme kehadiranmu membuatku semakin bisa bertahan hidup apalagi ketika aku melihat senyumanmu, oh terasa aku terbang, segitunya aku sma kamu begitu terpukau....isme don be live me...

    BalasHapus
  2. selamat belajarnya, smoga sukses.....amin

    BalasHapus
  3. hai kamu manusia cobalah tobat karna smesta ini aga kan hidup lebih lama lagi ketika kamu hidupnya dalam keadaan senang-senang.....oke

    BalasHapus